Uji Terbang UAV Dan Airborne Produksi Lapan
Tim UAV Pustekbang |
Bertempat
di Bandara Nusawiru, Pangandaran, pada tanggal 8 s/d 10, uji terbang
dilakukan pada dua unit UAV hasil didesain sendiri yang di manufaktur
oleh IKM (FADEX), dan hasil didesainIndustri Kecil Menengah (IKM) yang dimanufaktur oleh para
engineer dan teknisi Pustekbang (Zen 1).
Serta
dilakukan pula uji terbang Airborne RS dan Skywalker pada sesi uji
terakhir. Selain uji terbang hasil desain dan manufaktur, diuji juga
sistem avionic seperti: sistem navigasi dan control (way point test),
sistem telemetri dan tracking (TTC) long range dengan Mobile TTC, data
handling dan sistem payload camera lengkap dengan sistem gymbalnya.
Uji
terbang sistem kendali navigasi arah (way point system) dilakukan pada
R Botix system yang bersifat autonomous arah terbang dengan
menggunakan pesawat Zen 1 yang memang didedikasikan untuk test bed
sistem avionic.
Pesawat
ini berukuran sedang dengan kemampuan terbang sampai ketinggian 800 m,
air speed hingga 90 km/jam dan endurance hingga 2.5 jam.
Pesawat
ini seterusnya akan digunakan untuk aplikasi nyata seperti untuk
pertanian, mitigasi bencana, pemantauan iklim dan lain-lain, bergantung
bagaimana sistem payload dan avionic yang akan dimuatkan ke pesawat
tersebut.
Para
engineer Pustekbang telah berhasil melakukan manufaktur Zen 1 setelah
pada tahun lalu mengambil kursus untuk membuat ulang pesawat yang belum
di beri nama tersebut di Bandung. Ini merupakan langkah awal yang
sangat penting dalam dunia UAV di Pustekbang.
Zen1 |
FADEX
(First Aircraft Design Experiment) merupakan pesawat dengan enginee
turboshaft yang diharapkan menjadi embrio untuk pengembangan High Speed
Surveillance System (HSSS) yang mempunyai misi untuk melakukan
pengintaian, pemotretan secara cepat dan tepat dan kembali dengan cepat
pula.
Dalam
uji pertama FADEX dilakukan uji taksi-taksi untuk menguji kekuatan
landing gear, kecepatan awal, maneuver sederhana secara ground test,
dan tentunya menguji enginee secara terintegrasi.
Dalam
hitungan desain, pesawat ini diharapkan terbang dengan kecepatan
minimal 160 km/jam, dengan kemampuan membawa payload hingga 12 kg.
Dengan kondisi tersebut lama terbang (endurance) awal yang bisa
dilakukan adalah sekitar 1 – 1.5 jam.
Fadex |
Uji
terbang Airborne RS dilakukan dengan memberi beban antara 10 hingga 15
kg. Pesawat Airborne RS ditujukan untuk mampu menerbangkan muatan
Centralized Polarization-Syntetic Aperture Radar ( CP-SAR ) dengan berat
sekitar 20 kg yang merupakan muatan experiment dari Chiba University.
Pesawat
dengan bentang hampir 3.5 meter ini berhasil take off dengan mulus,
dan menjalani uji kesetimbangan terbang baik pada posisi crusing maupun
loiter beberapa kali sampai akhirnya landing dengan mulus juga, pada
uji terbang berikutnya akan ditempatkan autonomous system di dalam
system elektroniknya.
Airborne RS |
Pada
sesi pengujian terakhir dilakukan uji terbang pesawat skywalker untuk
persiapan aplikasi pemotretan kubah Gunung Merapi bulan depan.
Pengujiannya meliputi pemotretan dengan sistem payload camera lengkap
dengan sistem gymbalnya dan terbang selama hampir 1 jam full autonomous
dengan mengikuti jalur yang telah ditentukan.
Skywalker |
Banyak
pengalaman yang didapat dari Uji Terbang pertama ini, dari masalah
sistem navigasi arah, sistem uji coba, pemotretan sampai manajemen uji
coba untuk autonomous system. Langkah awal ini cukup membuat kita yakin
bahwa para engineer mampu menguasai teknologi UAV tersebut.
Mobile TTC System Pustekbang |
Sumber : Lapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar