SBY: Belanja pertahanan bukan perlombaan senjata
Reporter: Yulistyo Pratomo
Peningkatan belanja pertahanan harus
dilihat dari konteks proses modernisasi militer dan bukan perlombaan
senjata. Peningkatan persenjataan itu harus disertai dengan kepercayaan
yang besar antarnegara di kawasan.
"Dan seperti yang kita semua tahu, kepercayaan dan keyakinan tidak muncul ke permukaan dalam semalam. Butuh waktu untuk menumbuhkan dan memeliharanya," kaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hal itu dikatakan SBY saat membuka Jakarta International Defence Dialog (JIDD) 2012 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Rabu (21/3).
Dengan kepercayaan tersebut, kata SBY, maka ketegangan bilateral tidak akan terjadi akibat peningkatan pertahanan masing-masing negara.
"Dengan mengedepankan keyakinan pembangunan itu sangat relevan jika terjadi di area konflik. Laut China Selatan misalnya, kami dapat melihat permasalahan wilayah teritorial dan jurisdiksi sangat besar dan butuh waktu panjang penyelesaiannya," lanjut SBY.
"Dan seperti yang kita semua tahu, kepercayaan dan keyakinan tidak muncul ke permukaan dalam semalam. Butuh waktu untuk menumbuhkan dan memeliharanya," kaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hal itu dikatakan SBY saat membuka Jakarta International Defence Dialog (JIDD) 2012 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Rabu (21/3).
Dengan kepercayaan tersebut, kata SBY, maka ketegangan bilateral tidak akan terjadi akibat peningkatan pertahanan masing-masing negara.
"Dengan mengedepankan keyakinan pembangunan itu sangat relevan jika terjadi di area konflik. Laut China Selatan misalnya, kami dapat melihat permasalahan wilayah teritorial dan jurisdiksi sangat besar dan butuh waktu panjang penyelesaiannya," lanjut SBY.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar